Sabtu, 19 Mei 2012

Persahabatan itu seperti uang, lebih gampang dicari ketimbang di simpan

Persahabatan itu seperti uang, lebih gampang dicari ketimbang di simpan.
Banyak pembaca yang membaca artikel ini, hanya dengan membaca judulnya saja rekan-rekan pasti berpikir cerita ini menceritakan tentang persahabatan. Ya,memang benar apa yang rekan-rekan pikirkan tentang judul di atas. Tetapi, ibarat ada 1000 pasang mata yang membaca artikel ini, maka akan ada 1000 pasang mata juga yang memikirkan arti tentang persahabatan. Begitu juga dengan penulis, penulis juga memiliki definisi tersendiri tentang persahabatan.

"Persahabatan itu seperti uang, lebih gampang dicari ketimbang di simpan"

Banyak yang mengatakan persahabatan itu bagaikan kepompong (judul lagu ^_^). Dan bahkan ada yang mengatakan sahabat adalah segalanya, sahabat adalah orang yang paling mengerti kita, sahabat adalah sosok yang selalu ada disaat kita membutuhkan pertolongan (kayak jin aja :p), sahabat juga dikatakan rela berkorban dan sangat rela melakukan apa saja yang membuat kita bahagia, karena kebahagiaan kita adalah kebahagiaannya juga, bahkan sampai-sampai ada juga statement yang mengatakan bahwa sahabat adalah separuh dari jiwa kita yang menghilang dan adanya di tubuh seseorang tersebut yang dinamakan sahabat tadi, dan jika kita tidak memiliki sahabat, kita akan rapuh karena kita tidak bisa melakukan apapun tanpanya (Lebay). Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat yang menceritakan tentang arti persahabatan yang menurut penulis terlalu sangat di besar-besarkan dan terlalu di agung-agungkan.

Semua kalimat-kalimat di atas, yang biasanya sering sekali kita dengar di telingan kita ini ialah berdasarkan pertinjauan penulis dari kehidupan sehari-hari (termasuk dalam kehidupan pribadi penulis) dan juga dari sinetron-sinetron di televisi (HEHEHE). Tetapi bagi penulis, persahabatan itu hanyalah sebuah kata-kata yang terlalu di besar-besarkan, mungkin persahabatan itu lebih pantas di sebut dengan PERTEMANAN/persaudaraan atau jiwa sosial yang dimiliki oleh setiap individu.

Penulis tidak memungkiri bahwa pada zaman Nabi dan Rasul dahulu telah ada yang namanya sahabat, kita ambil contoh seperti halnya Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Pada saat itu Beliau bukan hanya memiliki sahabat, tetapi bahkan memiliki banyak sekali sahabat-sahabat yang rela berkorban di jalan Allah SWT serta melindungi keselamatan Baginda Rasul Muhammad SAW tanpa mengharapkan imbalan atau penghargaan. walau sekalipun nyawa mereka yang menjadi taruhannya. Contoh seperti itulah yang petut untuk kita sebut sebagai sahabat sejati.

Dewasa ini banyak sekali orang-orang yang takut sekali akan kehilangan sahabat, bahkan hanya demi seseorang yang di sebutnya sebagai sahabat tersebut, ia rale kelaparan demi mengisi perut sang sahabat, ia rela hujan-hujanan demi menjemput sang sahabat yang sedang berada di suatu tempat, ia rela meminjamkan uang kepada sang sahabat walaupun ia sendiri sangat membutuhkan uang tersebut, bahkan ia juga rela melakukan apa saja yang di perintahkan oleh sahabatnya tersebut walau sekalipun ia tahu bahwasanya yang dilakukannya tersebut adalah diluar dari akal sehat kita sebagai manusia.

            Dan sekarang yang menjadi pertanyaan besarnya ialah, Apakah bisa semua perbuatan tersebut jugaa dilakukan oleh seseorang yang ia sebut sebagai SAHABAT????? Jawabannya ialah NOL BESAR! Malah dia pun tidak akan mau memperdulikan kita sama sekali. Kebaikan yang selama ini kita lakukan kepadanya, kini telah ia balas dengan penghianatan (Subhanallah). Setelah semua itu terjadi, barulah kita menyadari bahwa sahabat kita telah menghianati kita, bahkan ia telah menyakiti perasaan kita.

            Memang tidak semua orang yang menjalin persahabatan berakhir dengan cara seperti itu, namun demikian tidak sedikit pula orang yang telah terkecewakan oleh seorang sahabat, dari sesi tanya jawab yang dilakukan penulis oleh beberapa orang rekan saat penulisan ini di kerjakan, 7 dari 10 orang yg menjadi sumber dari pernyataan tersebut mengatakan bahwa, mereka mengaku kecewa akan kelakuan, tingkah laku, maupun sifat yang dirasakan terhadap sahabat mereka masing-masing. Berbagai macam masal yang mereka alami dengan sahabatnya tersebut. Ada yang mengaku dihianati, ada yang mengaku dicurangi, ada yang mengaku di permainkan, ada yang mengaku hanya menjadi bahan ejekan dari sahabat nya tersebut, ada juga yang mengaku dimanfaatkan keuangannya, bahkan ada juga yang mengaku bahwa sahabatnya sendiri yang telah mencoba menjerumuskannya kedalam BUI, demi mendapatkan keuntungan materil.

            Sungguh bermacam-macam kejadian buruk yang dilakukan oleh seorang sahabat, disini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa SAHABAT/PERSAHABATAN itu hanyalah sebuah khiasan kata yang tidak untuk dibawa mati, istilah ini biasanya diberikan kepada orang atau sekelompok orang yang telah berjasa di dalam hidupnya, dan yang pada akhirnya diberikanlah ia gelar sahabat. Maka dari itu, bersikaplah normal pada setiap orang, bertemanlah selayaknya pertemanan yang wajar, karen pertemanan itu tidak dilarang, agar kita dapat bersosialisasi terhadap orang banyak, karena pada dasarnya kita ini adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, tetapi bersosialisasilah dengan sewajarnya saja, hingga tercapainya tujuan masing-masing, sehingga dengan begitu akan timbul lah suatu timbal balik dari jalinan hubungan sosial tersebut, dan tidak akan ada pihan yang merasa di rugikan dalam hubungan tersebut. jangan sekali-sekali kita luluh terbawa oleh hati yang lemah ini, sehingga kita selalu dan terlalu membangga-banggakan seorang sahabat tersebut terhadap orang lain, bahkan bisa saja terjadi hal yang sebaliknyayang membuat kita menyesal terhadap sahabat tersebut, kita tidak akan tahu itu, kita tidak akan tahu apa yang akan terjado kelak. Dari pembahasan kita di atas, Penulis ingat dengan sebuah kalimat Super seorang Motivator sekaligus Tokoh masyarakat yang telah banyak di segani oleh masyarakat,sekurang-kurangnya ia berkata bahwa: “Tersenyumlah kepada musuhmu, karena kelak dialah calon sahabatmu, dan waspadailah sahabatmu, karena kelak dialah calon musuh terbesarmu suatu saat nanti (Mario Teguh). TERIMA KASIH